Gabung dan lihat iklan dapat Rupiah

Selasa, 20 Mei 2008

Relik, Sebuah Fenomena Spiritual

Sejarah dan Tradisi Puja Relik

Di dalam sejarah panjang para Buddha, Pemujaan Relik telah dimulai sejak masa yang sangat lama, bisa dikatakan sejak masa 24 Buddha pendahulu Buddha Gotama. Dalam riwayat hidup Buddha Gotama sendiri, sejarah penghormatan terhadap relik dimulai semenjak Buddha Gotama memberikan delapan helai rambutNya kepada dua pegadang bersaudara, Tapussa dan Bhallika, Yang mendanakan makanan pertama kepada Buddha. Peristiwa ini terjadi pada pagi hari setelah Buddha melewatkan 49 hari pasca - Pencerahan, 589 SM. Untuk menyemayamkan relik rambut yang diperoleh semasa hidup Buddha ini. dibagunlah sebuah pagoda yang bertahan dan terus dipugar selama 2.597 tahun, yang saat ini menjadi Pagoda Shwedagon di Mynmar.


Relik tubuh berikutnya muncul dari hasil kremasi para siswa suci Buddha yang mencapai Parinibbana sebelum Budhha, seperti Bhikkhu,sariputta, Bhikhu Monggaliana, Bhikkhuni Patacara, dan lain lain.

Saat Buddha Gotama Parinibbana, setelah api membakar janasahNya, sekujur tubuhNya berubah menjadi relik yang sangat indah, Para raja dan pangeran memperebutkan relik tubuh Buddha tersebut dan akhirnya sepakat untuk membagi rata menjadi delapan bagian. Mereka membangun stupa-stupa untuk menyemayamkan dan memuliakan relik Buddha. Semenjak itu relik Buddha dan para siswaNYA berpindah melintasi ruang dan waktu, tersebar luas ke berbagai penjuru hingga kini.

Manfaat Relik

Relik buddha dan para siswa suci merupakan simbol kualitas kebuddhaan. Relik juga melambangkan bahwa Buddha dan para siswa selalu memutar Roda Dharma tanpa henti. Relik juga merupakan salah satu bukti bahwa pencapaian kesucian dan pencerahan adalah hal yang memungkinkan.

Relik membawa energi positif yang bisa menginspirasi kebajikan dan mengurangi hal hal negatif. Dalam kehidupan, pikiran kita sering tercemari oleh ketamakan, kebencian, dan kegelapan batin. Jika kita melihat para suciwan, kita akan teringatkan oleh sifat sifat kesucian dan kita akan terinspirasi untuk terus melangkah menuju kebuddhaan.

Dengan kata lain, Jika kita memiliki keyakinan terhadap relik para suciwan, Ini ibaratnya Buddha selalu hidup di dalam pikiran kita. Hal ini akan membantu kita mengatasi berbagai masalah dan rintangan, sampai kita memcapai Pembebasan akhir.

Sebuah Fenomena Spritual

Relik Buddha dan para siswa suciNya merupakan suatu fenomena alam yang " aneh tapi nyata " Keanehan lain yang dijumpai di beberapa kasus, relik bisa bertambah banyak ataupun lenyap dengan sendirinya . Sejauh ini fenomena spiritual relik belum terjamah oleh ilmu pengetahuan modern. Relik mampu menggerakkan hati siapapun yang mau mempelajari dan memaknainya dengan pikiran terbuka.

Sudah selayaknya, kristalisasi kesucian para Ariya ini kita junjung timggi dan ilhami dengan segenap hati. Di penghujung mahaparinibbana Sutta, Digha Nikaya 16, dikatakan :

Dengan persembahan yang agung dang mulia,
memberkahi bumi nan makmur ini,
maka Relik Yang Tercerahkan,
dihormati oleh mereka yang terhormat,
dipuja oleh raja dewa, raja naga, raja manusia,
begitu pulah oleh orang orang yang mulia,

Oleh karenanya, marilah kita menghormatinya,
dengan bersikap adil,
Karena sesungguhnya sulit bertemu dengan Yang Sadar,
dalam rentang waktu ratusan kappa ...........


Disajikan oleh : Handaka Vijjananda

0 komentar:

Berita Terkait..

 
Copyright  © 2007 | Design by Unique             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger